Mengapa pelanggaran hak asasi
manusia internasional sulit untuk diselesaikan
Kompleksitas
pada pembuktian, penuntutan, dan yurisdiksi. pelanggaran ham pada tingkat
internasional umumnya merujuk pada hukum humaniter dan statuta Roma yang
menjadi dasar acuan International Criminal Court. Dasar pelanggaran HAM merujuk
ke statuta tersebut dan dikategorisasi sebagai pelanggaran berat atas HAM
(gross violation of human rights), dan pada hukum humaniter merujuk ke konvensi
Jenewa tentang hukum humaniter (atau hukum tentang konflik bersenjata/law of
armed conflict).
Tidak semua
negara menjadi bagian dari konvensi Roma menyulitkan penuntutan ini. Selain itu
ada kalanya pelaku merupakan kepala negara yang penuntutannya hampir mustahil
dilakukan, bisa juga karena secara tekanan politik sulit untuk dilakukan.
Terkait pembuktian akan sulit juga, misalnya terkait genosida pada kasus
Srebrenica yang kemudian terbukti kesalahannya berjenjang pada komandan
lapangan dan pada pemimpin Serbia kala itu (Ratco Mladic).
ICC pun sifatnya
tidak aktif. Jangan membayangkan ICC dan Interpol seperti polisi kita karena
ICC bergerak hanya berdasarkan laporan dari negara peserta atau korban. Maka
pembuktian dan penyelesaian akan sulit dilakukan. Tapi diantara semua faktor,
menurut saya yang dominan adalah faktor politik internasional, pelanggaran HAM
oleh satu versi bisa dikatakan pembelaan diri yang sah di versi lain, contoh:
Palestina vs Israel
Karena
pelanggaran pada HAM internasional harus diproses dgn teliti sebab sanksinya
sangat berat agar tidak salah orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar