Kamis, 19 Oktober 2017

MAKALAH --- KONSEP SENI DI SD (STKIP NASIONAL)

MAKALAH
KONSEP PENDIDIKAN SENI DI SD
TENTANG
“Fungsi Pendidikan Seni di SD”
Disusun Oleh:
Adi Darma Surya (17101080)
                             Hera Susilawati (17101014)
Asmiwati(17101083)

Dosen Pembimbing:
Winda Febrianti Sari, M.Pd

 PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STKIP NASIONAL PADANG PARIAMAN

TAHUN 2017

KATA PENGANTAR


      Puji syukur penulis ucapakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelusaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk dan isinya yang mungkin sangat sederhana.
      Makalah ini berisikan tentang fungsi seni di sekolah dasar yaitu sebagai media ekspresi diri, media komunikasi, media bermain dan media pengembangan bakat. Semoga makalah ini dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi para pembaca.
       Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis harapkan pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Padang Pariaman, 2 Oktober 2017
Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……….….…………………………………………………………………...……i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….…….ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………….……………………….1
1.      Latar Belakang……………………………………………………………………….……1
2.      Rumusan Masalah…………………………………………………………………….…...1
3.      Tujuan Penulisan…………………………………………………………………….…….1
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………………….……2
A.    Fungsi Pendidikan Seni di Sekolah Dasar…………………………………………….…..2
1.     Fungsi Seni Sebagai Media Ekspresi Diri………………………………………..2
2.     Fungsi Seni Sebagai Media Komunikasi…………………………..…...………...3
3.     Seni Sebagai Media Pembinaan Kreativitas……………………………………...4
4.    Seni Sebagai Model Pelatihan Pengembangan Hobi dan Bakat……………....…5
BAB 3 PENUTUP
A.  Kesimpulan……………………………………………………………………………7
B.  Saran……………………………………………………………………………….….7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….8


BAB I
PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang
Seni merupakan segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah, bagi siswa sekolah dasar sangatlah penting. Pendidikan seni meliputi semua bentuk kegiatan tentang aktivitas fisik dan nonfisik yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berkreasi dan berapresiasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran.
Melalui pendidikan seni anak dilatih untuk memperoleh keterampilan dan pengalaman mencipta yang disesuaikan dengan lingkungan alam dan budaya setempat serta untuk memahami, menganalisis, dan menghargai karya seni. Tegasnya pendidikan seni di sekolah dapat menjadi media yang efektif dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, kreativitas, dan sensitivitas anak.

2.        Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.        Apa saja fungsi pendidikan seni?
2.        Bagaimanakah fungsi seni sebagai media ekspresi?
3.        Bagaimanakah fungsi seni sebagai media komunikasi?
4.        Bagaimanakah fungsi seni sebagai pembinaan kreativitas?
5.        Bagaimanakah fungsi seni sebagai pengembangan hobi dan bakat?

3.        Tujuan Penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, penulisan makalah ini dimaksudkan untuk :
1.        Mengetahui fungsi pendidikan seni secara garis besar.
2.        Mengetahui fungsi seni sebagai media ekspresi.
3.        Mengetahui fungsi seni sebagai media komunikasi.
4.        Mengetahui fungsi seni sebagai pembinaan kreativitas.
5.        Mengetahui fungsi seni sebagai pengembangan hobi dan bakat.



BAB II
PEMBAHASAN

A.       Fungsi Pendidikan Seni di Sekolah Dasar
      Seni sebagai bagian dari alat pendidikan memiliki fungsi yang berarti bagi perkembangan anak didik, di antaranya pendidikan seni sebagai media ekspresi, sebagai media komunikasi, dan sebagai media pengembangan hobi dan bakat. Berikut ini adalah penjelasannya.
1.         Seni Sebagai Media Ekspresi Diri
       Pembahasan seni sebagai media ekspresi telah banyak diungkapkan oleh John Dewey: art as media expression. Dalam pandangannya dijelaskan bahwa secara harfiahnya, manusia itu selalu mengungkapkan angan-angan dan pikirannya, perasaan dalam berbagai hal sebagai pernyataan, komunikasi maupun ungkapan segala macam kebutuhannya. Oleh karenanya, manusia membutuhkan media atau alat menyalurkan ungkapan tersebut. Apalagi, anak kecil hingga dia berusia sekolah dasar, ungkapan perasaan merupakan suatu perbuatan yang sangat diharapkan bagi para orang tua sehingga kebutuhan anak dapat diketahui. Anak kadang sulit menyampaikan isi perasaan karena kemampuan berbahasa anak masih terbatas, maka melalui berbagai medium anak mencoba mengungkapkan. Pada kesempatan ini pendidikan adalah usaha untuk memfasilitasi anak untuk mengungkapkannya.
     Contoh tadi mengungkapkan bahwa ungkapan atau luapan emosi anak adalah perbuatan yang naluriah, sehubungan bahasa dan media anak untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran yang sedang sesak oleh beberapa hal, akhirnya media yang digunakan adalah menangis. Barangkali dengan menangis yang lama anak akan merasa lega atau dengan mengamuk membanting barang dan mainannya menjadi reda. Itulah cara berekspresi anak terhadap keinginan yang sulit diungkapkan.
     Dari beberapa media ungkap, maka seni dapat digunakan sebagai wahana atau cara mengungkapkan segala kesusahan dan kemauan anak. Mereka kadang menyanyi tanpa ada irama dan nada yang pas menurut ukuran orang dewasa, atau menggambar sesuka hati disertai dengan perilaku mengamuk diatas kertas, atau kadang anak menirukan gerakan ibu yang sedang memarahi kakaknya. Itu semua adalah usaha anak untuk membebaskan dari sesaknya pikirian dan perasaan. Usaha ini kadang tidak dimengerti oleh orang tua, tiba-tiba orang tua melarangnya untuk menari da dikatakan anak gila, menari sendiri. Demikian pula dengan berpura-pura membawa tongkat sapu anak menirukan penyanyi di layar televisi.  Ini semua merupakan ungkapan anak akan ide dan gagasan yang tidak dapat diutarakan kepada orang lain. Barangkali anak sulit menyusun kalimat agar jangan sampai menusuk perasaan hati orang lain, atau anak yang teramat jengkel ide dan gagasan tidak dapat diterima oleh orang tuanya atau malah permintaan anak yang tidak pernah terpenuhi lahirlah cara baru mengungkapkannya.
     Pada kesempatan ini pendidikan seni melatih anak mengungkap isi hati dan pikiran yang sulit diungkapkan melalui kata-kata. Seni memberikan kesempatan ide dan pikiran diungkapkan melalui gerakan sehingga berujud tarian, demikian pula seni memberikan kesempatan mengungkapkan yang dirasakan, gagasan, dan pikiran anak melalui rangkaian nada dan suara atau mewujudkannya dalam bentuk gambar. Pelatihan seni sebagai media ekspresi diwujudkan dalam bentuk pelatihan komposisi, nada, suara, ritme, bentuk yang dapat dimengerti orang lain serta gerakan yang membuat orang dewasa terkagum melihatnnya. Atau, kadangkala seni melatih anak untuk mampu mengutarakan segala sesuatunya tanpa wujud seperti seorang anak yang mengangis atanpa ide mereka membanting alat-alat permainan.

2.         Seni Sebagai Media Komunikasi
     Dari contoh diatas sebenarnya anak membutuhkan media untuk menuangkan pikiran dan perasaan. Titik bijak untuk mengatasi persoalan anak adalah mengajarkan anak mampu mengutarakan pendapat. Jika uraian di atas dijelaskan bahwa anak diberikan media untuk mengungkapkan secara nyata sehingga terwujud karya seni. Maka sisi lain yang juga harus menjadi titik perhatian adalah cara mengungkapkannya. Cara pengungkapan ini bertumpu pada komunikasi. Komunikasi adalah usaha anak untuk mampu mengutarakan pendapat dengan jelas, teratur, dan mudah dipahami orang lain. Jika anak telah menemukan media ekspresi yang cocok, kini saatnya ide dan perasaan itu diungkapkan secara teratur, atau dikomunikasikan dengan teratur.
     Melalui pembelajaran bahasa dan pendidikan seni anak dilatih mengatur segala pikiran dalam tahapan-tahapan tertentu sehingga apa yang akan diutarakan jelas. Bahasa akan dilakukan pelatihan menyusun kalimat, kata serta tekanan yang menjadikan keinginan  anak diketahui orang lain. Demikian pula dengan seni, anak akan dilatih lewat medium suara, gerak dan bentuk yang dapat melengkapi ungkapan bahasa tadi. Melalui gambar misalnya, anak akan mampu menerangkan peta dan geografi suatu daerah demikian pula lewat nada dan suara yang indah anak akan mampu memberikan gambaran tentang alam yang indah pula.
     Dengan demikian pendidikan seni sebenarnya adalah pelatihan berkomunikasi lewat karya seni. Melalui seni anak dilatih menyusun keindahan kata-kata dengan halus budinya, dilatih berprilaku sopan ketika akan menjawab pertanyaan, demikian pula akan memberikan kesan yang senang, damai, indah dan menarik. Karena, pendidikan seni melatih ungkapan komunikasi dengan dikemas dalam tampilan yang menarik, indah, dan menyenangkan orang lain.
      Manfaat yang besar dengan belajar seni adalah seni mengajarkan pemahaman tentang komunikasi visual . sangat penting untuk memahamkan murid perihal keterkaitan antara materi pelajaran, susunan objek, maupun arti dari karya yang telah diciptakan sendiri. Karya-karya tersebut sebagai ungkapan diri maupun sebagai refleksi dari dirinyadalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi pengetahuan yang berada pada kelas-kelas awal, dimana pikiran dan perasaan anak masih menyatu, kelihatannya saling mempengaruhi, sehingga sulit membedakan bentuk-bentuk yang diciptakan. Sebagai contoh: ketika seorang anak menari sendirian ketika mendengarkan lagu tampak bahwa refleksi terhadap irama menyentuh kepada rasa gerak dan lambat laun ketika ambang sadar berubah menuju kesadaran penuh gerakan tersebut diulang dan ditata sebagai karya tari.
      Namun, orang dewasa belum melihat proses perkembangan gerak sebagai dasar perilaku anak dikemudian hari. Rasa indah yang muncul dari sentuhan irama dan nada tadi diisi dengan syair yang dibuat sendiri, jadilah pikiran anak muncul dan menyatu dalam rasa ekspresi seni gerak dan lagu.

3.         Seni Sebagai Media Pembinaan Kreativitas
      Seorang tokoh pendidikan yang banyak mengemukakan peranan seni dalam pendidikan adalah Herbert Read (1959), dalam pendapatnya dikatakan bahwa art is most simply and most usually defined as attempt to create a pleasing form. Pendapat ini memberikan inspirasi dalam pelaksanaan pendidikan. Pada umumnya  seni memberikan andil dalam pendidikan anak dalam meningkatkan kreativitas. Kreativitas dapat diartikan sebagai kiat seseorang untuk mempertahankan hidup melalui usaha yang ulet, tekun dan inovasi sehingga tidak kekurangan akal dalam menghadapi kesulitan dan tantangan hidup. Perliaku ini sangat banyak dimiliki oleh pendidikan seni. Pada dasarnya pendidikan seni adalah pendidikan kreatif, yaitu pendidikan untuk memberikan kesempatan pada anak untuk berkembang sesuai dengan naluri  dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari secara mandiri.
      Pendidikan kreatif dalam pendidikan seni dilatihkan melalui 3 (tiga) medium: gerak yang dilatihkan melalui pembelajaran seni tari, suara yang dilatihkan melalui pembelajaran seni suara, dan kreativitas mencipta bentuk sebagai inbond activity melalui pembelajaran seni rupa.
       Pelatihan kreativitas anak melalui pendidikan seni dicapai dengan :
1.      Kemampuan perceptual yang meliputi kepekaan inderawi terhadap rupa, bunyi, gerak dan perpaduannya serta karya kerajinan dan teknologi.
2.      Pengetahuan yang meliputi pemahaman, analisis, dan evaluasi.
3.      Apresiasi yang meliputi kepekaan rasa, estetika, kesesuaian fungsi bentuk, artistic serta memiliki sikap menghargai dan menghayati.
4.      Produksi mencakup kreativitas dalam berkarya dan berimajinasi.
      Dari uraian diatas dapat ditarik suatu makna, bahwa pendidikan kreativitas pada dasarnya adalah pendidikan untuk melatih berfikir global dan komprehensif.
4.    Seni Sebagai Model Pelatihan Pengembangan Hobi dan Bakat
     Salah satu tugas pendidikan seni adalah mengenali potensi yang ada. Potensi anak secara kodrati mempunyai sifat berbeda di antaranya , seperti dikatakan dalam modul sebelumnya: bahwa sebanyak 100 orang anak yang belajar seni, maka hasil karya mereka mempunyai 100 sifat. Sebab, setiap anak mempunyai corak, karakter dan penampilan yang berbeda-beda.
      Bertolak dari potensi yang berbeda tersebut, maka di antara beberapa orang anak lebih mudah menerima rangsangan seni ketika proses apresiasi seni berjalan. Ketika seorang siswa diajak berjalan-jalan dalam rangka berdharmawisata, salah seorang diantarnya cepat menerima keterangan tentang karakteristik pohon yang ada di lingkungan hutan tersebut. Bahkan anak tersebut kemudian dengan tidak sengaja mampu menyusun lirik sebuah lagu yang berisi tentang kehebatan dan kelebihan hutan yang dikunjungi. Anak kadangkala menyanyikan lirik tersebut seraya mengiringinya dengan instrument batu yang dipukulkan ke batu lain. Tentu saja batu yang dipilih adalah batu yang dapat mewakili nada yang diinginkan. Mereka menjajarkan batu-batu temuan tersebut kemudian diketuknya satu persatu untuk mengiringi lirik lagu yang diciptakannya.
     Seorang anak yang cepat dan tepat menginterpretasi alam kemudian diekspresikan lewat nada dan irama, atau irama dengan geraknya serta bentuk-bentuk visual yang diharapkan menjadi symbol ide penciptaanya, anak tersebut dikatakan mempunyai bakat. Jadi bakat berkesenian adalah kepekaan rasa seseorang terhadap sentuhan seni dan mudah mengekspresikan sesuai dengan tahapan kontrak tugas guru yang diberikan kepada siswa. Ekspresi siswa tersebut mudah dipahami bentuk, warna, serta cara mengungkapkannya. Dari sisi hasil makna anak yang berbakat seni adalah anak yang mampu menanggapi karya seni orang lain serta mampu mensistematikan sesuai dengan rancangannya, ransangan tersebut dapat berupa suara, gerakan, dan bentuk.
      Dari skema tersebut menunjukkan terdapat tiga tipe anak yang mempunyai kemampuan memahami seni: anak yang mempunyai bakat adalah anak yang cepat menerima tanggapan seni serta mengungkapkannya dalam bentuk produksi seni, pengetahuan seni serta apresiasi seni. Sedangkan anak yang berbakat sedikit adalah anak yang mempunyai pemahaman seni dan dapat mengutarakannya walaupun kuantitasnya rendah dibandingkan dengan tipe diatas. Anak yang mempunyai  apresiasi tinggi, namun pemahaman tentang wujud , irama, serta komposisi (pengetahuan seni) belum sepenuhnya tampak dalam bentuk produksi karya.












BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Pendidikan seni berfungsi diantaranya sebagai media ekspresi, sebagai media komunikasi , dan sebagai media pembinaan kreativitas, serta sebagai media pengembangan bakat dan hobi.
Dengan seni akan melatih anak mengungkap isi hati dan pikiran mereka yang sulit diungkapkan melalui kata-kata. Seni memberikan kesempatan ide dan pikiran yang diungkapkan melalui gerakan sehingga akan berwujud tarian yang sedemikian rupa. Ataupun memberikan kesempatan mengungkapkan apa yang dirasakan, gagasan dan pikiran anak melalui beberapa rangkaian nada dan suara atau bisa jadi dalam bentuk gambar.
Melalui pendidikan seni memberikan kesempatan kepada anak untuk berkembang sesuai dengan naluri dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari melalui 3 medium, yakni gerak yang diajakarakn melalui tari, suara yang diajarkan melalui musik, dan kreatifitas dalam pembelajaean seni.
B. Saran
Seni memiliki peran yang penting dalam pendidikan. Karena seni memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, naturalis serta kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.








DAFTAR PUSTAKA

Pamadhi, Hajar. 2009. Pendidikan Seni di SD. Jakarta: Universitas Terbuka


 Contact: 0751-4856101


Silahkan singgah di Toko Online Kami "Nona Cake Pariaman", Download aplikasinya di Google Play!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar